
Oleh Susi Susanti S.Sos
Tradisi Rapat pemili (Rapat famili) adalah sebuah
tradisi yang berkembang di daerah Gayo yaitu terdisi saling membantu untuk
meringankan biaya dalam penyelenggaraan pesta dengan didasari musyawarah antar
keluarga dan antara seluruh ahli famili atau sanak saudara.
Tradisi Rapat pemili biasanya dilakukan dengan
memberi bantuan kepada saudara yang melakukan pesta tertentu dan suatu saat
pemberian itu akan diganti jika yang memberi akan mengadakan acara juga.
Acara yang melakukan rapat pemili dalam tradisi Gayo yaitu pada saat diadakannya Sinte Murip. Adapun yang termasuk Sinte murip yang biasanya mengadakan
rapat pemili dalam suku Gayo adalah :
1.
Sinte mungerje atau pesta
pernikahan
2.
Sunat Rasul
Namun
pada sinte mungerje, umumnya yang
melakukan rapat pemili adalah pada
pihak laki-laki pada saat sebelum melakukan resepsi pernikahanya.
Beberapa tahun
terakhir rapat pemili tidak hanya
diadakan untuk menyambut sinte murip
saja. Tradisi ini berkembang untuk membantu sesama seperti pada saat seorang
akan membangun rumah dan pada saat seorang anak akan melakukan wisuda (namun
masih beberapa tempat atau kampung yang mengadakan rapat pemili untuk wisuda).
Proses rapat pemili
ini yaitu dengan mengundang seluruh keluarga dan sanak saudara, serta tetangga.
Kemudian salah satu tokoh masyarakat atau yang mengadakan rapat pemili tersebut
mengatakan kepada para undangan tentang maksud dan tujuan diadakannya rapat
pemili, setelah itu yang berhadir memberi uang seikhlas hati untuk kelancaran
proses acara yang diadakan. Kemudian tuan rumah mencatat siapa-siapa saja yang
memberi uang dan jumlah uangnya. Agar suatu saat pada saat yang melaksanakan
sinte murip bisa diketahui berapa jumlah yang harus diganti. Biasanya diganti
sesuai dengan pemberian orang tersebut atau melebihi dari yang pernah diberi.
Lain halnya dengan
rapat pemili wisuda, biasanya undangannya berupa amplop yang berisi tulisan
“undangan rapat pemili wisuda si polan anak si fulan” kemudian pada saat rapat pemili
diadakan uang yang diberi sudah di letakkan di amplop tersebut dan diberikan
kepada tuan rumah.
Tidak ada pembedaan
antara si kaya dan si miskin dalam melakukan rapat pemili sehingga dalam rapat
pemili ada tersirat nilai hablum minannas
dalam pelaksanaannya.
M.Hasyim, seorang
mukim Gumpang Raya menyebutkan bahwa rapat pemili ini telah banyak membantu
sesama di daerah-daerah Gayo khususnya di daerah desa Gumpang karena pada
umumnya pekerjaan orang di daerah tersebut adalah petani sehingga pada saat
orang yang melakukan acara dengan biaya yang besar rapat pemili adalah
solusinya terlebih untuk rapat pemili wisuda karena masih beberapa daerah yang
melaksanakan rapat wisuda atau rapat pemili dalam membantu biaya pendidikan
lainnya.
Banyak manfaat yang
didapat dari rapat pemili ini. Karena dapat menolong sesama dalam meringankan
biaya saudara kita yang lain. Seperti yang tertera pada firman Allah :
“ Dan tolong
menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong
menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (QS. Al Maidah: 2).
Seperti halnya dalam
Islam, adat suku gayo tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dengan
Allah, akan tetapi hubungan manusia dengan sesama manusia itu sendiri. Oleh
karena itu banyak adat yang mengatur tentang bagaimana mengatur kehidupan dalam
menjalankan kehidupan di dunia seperti halnya dengan pepatah “Alang tulung berat bebantu” yaitu salah
satu petuah bahwa dalam kehidupan kita harus saling membantu yang masih
dipegang teguh oleh masyarakat suku Gayo.